Berdasarkan penghitungan cepat (quick count) yang saya baca di beberapa harian pagi, tidak ada satupun pasangan calon gubernur/wakil gubernur Jatim mampu meraih mayoritas pendukung 30 persen, sehingga Pilgub di daerah tersebut dipastikan akan berlangsung dalam dua putaran.
Penghitungan cepat yang dilakukan Litbang Rabu, hingga pukul 17.25 WIB, perolehan suara masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tidak lebih dari 26 persen.
Pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf mengumpulkan 25,53 persen, Khofifah Indar Parwansa-Mujiono 25,25 persen, Sutjipto-Ridwan Hisjam 22,18 persen, Soenaryo-Ali Maschan Musa 19,44 persen dan Achmady-Suhartono 7,57 persen.
Hasil tersebut diperoleh dari 397 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari 400 sampel TPS, sedangkan jumlah pemilih sebanyak 188.912.
Sementara Peneliti Litbang Kompas yang juga penanggungjawab proyek penghitungan cepat Kompas, Bambang Setiawan mengatakan, setelah jumlah sampel yang masuk lebih dari 50 persen, biasanya konfigurasi perolehan suara tidak akan mengalami perubahan signifikan.
Karena itu, Pilgub Jatim yang diikuti lima pasangan calon tersebut kemungkinan besar akan terjadi dalam dua putaran.
Sementara itu Ketua KPUD Jatim Wahyudi Purnomo secara terpisah menyatakan, berbagai penghitungan yang dilakukan sejumlah lembaga tersebut terlalu dini untuk dicermati, meskipun diakuinya hasil sementara itu umumnya benar-benar terwujud hingga akhir perhitungan.
Jika melihat fenomena ini apakah mungkin rakyat Jatim bimbang memilih calon pemimpin atau gara-gara banyaknya yang golput. Dimana masyarakat malas untuk memilih dengan alasan cagub dan cawagub hanya sekedar mengobral janji dan bukti nol.(referensi dari beberapa media harian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar