Minggu, 30 November 2008

Fakta Krisis-Krisis di Bali


Bali termasuk pulau yang tidak begitu luas dan dikelilingi oleh laut. Berdasarkan penafsiran para ahli geografis bahwa luas Pulau Bali adalah 5.636,66 km2 atau kira-kira seperempat dari luas Pulau Jawa (138.793,6 km²), dan memiliki panjang garis pantai kurang lebih 450 km2. Meskipun Pulau Bali tidak begitu luas namun dilihat dari kepadatan penduduknya tergolong padat yakni rata-rata 576 jiwa per km2. Misalnya, sangat mencolok sekali perbedaannya kepadatan penduduk Propinsi Bali dibandingkan dengan Propinsi Kalimantan Tengah yang rata-rata hanya 12 jiwa per km2. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) Bali tahun 2005, jumlah penduduk di Bali tercatat sebanyak 3.247.772 jiwa yang terdiri dari 1.623.426 jiwa (49,99%) penduduk laki-laki dan 1.624.346 jiwa (50,01%) penduduk perempuan.

Dilihat dari administrasi pemerintahan Propinsi Bali yakni terdiri dari: 8 kabupaten dan 1 kotamadya, dan membawahi 53 Kecamatan atau 678 desa. Dari 678 desa tersebut sebanyak 158 desa letaknya berbatasan dengan laut (22%), pinggir pantai atau disebut desa pesisir.

Sumber-sumber kehidupan di Bali yaitu: hutan, air, dan tanah di wilayah Bali tercatat sebagai berikut:
• Luas hutan ± 130.686,01 Ha, atau atau mencakup 23,20% dari luas Propinsi Bali. Kawasan hutan ini terdiri dari kawasan Hutan Konservasi, Hutan Lindung dan kawasan Hutan Produksi.
• Jumlah seluruhnya diperkirakan ada sebanyak 500 mata air, 162 Sungai. Dari keseluruhan sungai teridentifikasi 34 sungai dalam kondisi kritis (kerusakan DAS). Selain itu terdapat empat danau, yakni: Beratan (370 ha), Batur (1,607 ha), Buyan (360 ha), dan Tamblingan (110 ha). Dan, telah dibangun sebanyak 128 Waduk/dam yang tersebar di Kabupaten; Jembrana (18), Tabanan (16), Badung (10), Gianyar (18), Klungkung (11), Bangli (13), Karangasem (13), Buleleng (24), dan Denpasar (5).

Pola pemanfaatan lahan:
1. Kegiatan pertanian; sawah, sawah kering, dan perkebunan.
2. Kegiatan wisata; perhotelan, restoran, perbelanjaan, taman rekreasi, parkiran, dan publik space.
3. Pemukiman; perumahan murah atau sederhana, perumahan sedang, dan perumahan mewah (Villa).
4. Tempat sembahyang (suci, sakral).
5. Pembangunan jalan-jalan by pass baru.
6. Kegiatan usaha skala besar; mall dan kompleks pertokoaan.

Kecenderungan ke depan masalah konversi lahan pertanian akan semakin meningkat sehubungan memenuhi kebutuhan kegiatan pariwisatan maupun permintaan dari kebutuhan rumah pemukiman dan kegiatan usaha. Kecenderungan investasi di bidang properti wisata cenderung naik. Sedang di sisi lain, nilai ekonomi di sektor pertanian sebaliknya cenderung turun. Yang terus mengalami kenaikan setiap tahun adalah harga tanah, sebagai contoh, di daerah yang dijadikan lokasi wisata rata-rata harga tanah paling murah 200 jutaan per are atau 100 m2. Jika dibandingkan dua puluh tahun lalu harganya rata-rata 100 jutaan per are. Dengan demikian, semakin sempit atau keterbatasan lahan peruntukan kegiatan wisata dan bisnis maka yang terjadi harga tanah akan cenderung semakin tinggi.

Hutan produksi di wilayah Bali tercatat lebih dari 8,000 ha, dan paling luas terdapat di bagian Barat. Tercatat sekitar tahun 70-an kawasan hutan produksi itu ditanami pohon kelapa dan pohon jati. Hutan produksi dikelola oleh pemerintah sendiri dan dikelola pihak swasta. Hak pemilikan kawasan hutan produksi adalah negara, sepenuhya berada dibawah pengawasan Departemen Pertanian kemudian beralih tangan kepada Departemen Kehutanan. Selanjutnya, atas nama pemerintah kawasan hutan produksi tersebut disewakan kepada swasta atau pengusaha perkebunan.

Model hutan kerakyatan, tanaman di kawasan hutan produksi telah dipanen massal oleh warga desa sekitar pada tahun 1998 lalu disusun rencana kerja baru pada tahun 2000-an antara pemerintah daerah dengan kelompok petani setempat, yang kemudian disebut hutan kerakyatan. Hak milik panen terutama tanaman utama di atas lahan produksi seperti pohon jati mas adalah milik pemerintah kabupaten, sedang petani hanya berhak atas tanaman sampingan yang berada di bawah pohon tegakkan. Rencana hasil panen dari hutan produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kayu-kayu pertukangan di Bali.

Perkebunan, rata-rata adalah pemilikan perorangan. Jenis pohon yang ditanam sangat terkait dengan komiditi pasar yang bernilai ekonomi tinggi seperti pohon vanilla, cengkeh, kopi, dan sayur-sayuran. Pola hubugan kerja dalam perkebunan tersebut yakni pemilik dan buruh.

Sawah basah dan sawah kering, sawah basah khusus untuk tanaman padi sedang sawah kering untuk tanam jenis sayuran dan palawija. Pola pengelolaan sawah basah khususnya berkaitan dengan pengelolaan air disebut Subak. Sedang sawah kering awalnya tidak dipraktekkan pengelolaan air, tetapi telah diadopsi pemikiran subak untuk sawah kering, disebut subak abian.

Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa pola kerja di sawah basah sudah tidak dikerjakan oleh pemilik sawah tetapi sudah diserahkan pekerjaan pengelolahan sawah kepada buruh, mulai dari proses tanam sampai panen. Demikian juga proses penggilingan padi sudah diserahkan kepada jasa penggilingan padi. Masalah penjualan hasil panen, baik sawah maupun hasil pertanian lebih senang memilih sistem ijon.

Jika dilihat dari kesuluruhan hasil produksi sawah Bali, kalkulasi kasar angka-angka lahan dan produksi sawah kemungkinan sudah tidak mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat Bali. Penyelesaiannya adalah import beras dari luar Pulau Bali.

Kebutuhan sehari-hari masyarakat Bali dalam memenuhi pangan, air, dan energi disediakan dan dikelola oleh pemerintah dan pihak swasta, kecuali di desa masih ada keluarga-keluarga yang menggunakan sumber energi untuk kebutuhan masak dari alam langsung seperti kayu kering. Sementara bahan bakar minyak tanah masih menjadi kebutuhan utama bagi warga desa maupun kaum miskin di perkotaan. Rata-rata kebutuhan listrik rumah tangga menggunakan fasilitas yang dikelola pemerintah dalam hal ini perusahaan listrik negara. Sedang kebutuhan air di kota-kota di kelola pemerintah Perusahaan Air Minum (PAM), sedang di beberapa desa masih mengakses langsung dari sungai dan mata air. Desa yang kesulitan akses dari mata air atau sungai terpaksa membeli air mineral untuk kebutuhan minum sedang mandi dan cuci berharap dari air tanah. Daerah-daerah yang sering kesulitan air tawar terutama di wilayah pesisir dan daerah pegunungan kapur khususnya di daerah Bukit Jembrana.

Masalah krisis air terjadi merata di wilayah Bali, kecuali lokasi tertentu yang masih dekat danau, rata-rata debit air di sejumlah sungai, waduk, dan danau dilaporkan telah turun drastis setiap tahun khususnya bulan Agustus sampai Oktober. Menurut laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia bahwa telah terlihat sejak tahun 1995 defisit air di Bali sebanyak 1,5 miliar m³per tahun. Defisit terus meningkat hingga 7,5 miliar m³per tahun tahun 2000. Kemudian, diperkirakan pada tahun 2015 defisit air di Bali akan kekurangan air sebanyak 27,6 miliar m³per tahun. Kemudian lebih jelas lagi yang dilaporkan LP3B (Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Pembangunan Bali) bahwa satu keluarga Bali memerlukan air rata-rata 100 liter per hari, sedangkan kamar hotel membutuhkan, 200 liter per hari per kamar yang tercatat sebanyak 15.906 unit (1999) membutuhkan air rata-rata 3.181.200 liter per hari. Belum lagi jumlah kebutuhan rumah tangga mencapai 76.335.000 liter untuk 7763.550 Kepala Keluarga (KK).

Selanjutnya, menurut pengamatan Walhi Bali dari tahun 2006 – 2007 saja, sejumlah daerah tercatat mengalami krisis air, antara lain: Tirta Mas Mampeh di Kintamani, Denpasar, Negara, Batu Agung, Singaraja, Besakih (Karangasem), Semarapura (Klungkung), dan Nusa Penida. Perosalan krisis air di Bali berdampak pada kehidupan sosial. Krisis air di Bali telah memicu konflik antar warga dengan warga, petani dengan petani, petani dengan perusahaan air minum. Beberapa kasus konflik masalah air yang muncul di media lokal antara lain; ketegangan antara warga subak dengan pihak swasta di Jatiluweh, Kabupaten Tabanan. Warga subak dengan perusahaan air minum daerah (PDAM) di Yeh Gembrong, Kabupaten Tabanan. Dan, antara warga masyarakat dengan pemerintah kabupaten.Telaga Tunjung, Kabupaten Tabanan.

Masalah kelistrikan Bali. Keterbatasan energi listrik yang dimiliki Bali diatas kertas, bahwa kapasitas energi listrik Bali saat ini seluruhnya sebesar 450MW. Dari kapasitas itu sebesar 200 MW (44,14%) berasal atau dipasok dari Jawa, sedangkan kapasitas pemakaian energi listrik Bali pada saat beban puncak mencapai 332 MW. Hal itu berarti masih tersisa sebesar 118 MW, padahal keamanan dan keandalan pasokan listrik yang disalurakan ke rumah konsumen jika tersedia kapasitas dua kali lipat dari pemakaian atau beban puncak. Logikanya listrik Bali akan aman dan handal jika saat ini tersedia kapasitas sebesar 664 MW .

Persoalan dibalik keterbatasan pasokan listrik itu, angka pertumbuhan permintaan listrik di Bali tertinggi bila di bandingkan dengan daerah yang lain. Angka pertumbuhan permintaan itu mencapai rata-rata14,5% per tahun, bila mana kapasitas yang tersisa saat ini, sebesar 118 MW terus dijual kepada masyarakat maka pada tahun 2004 seluruh kapasitas itu (450 MW) akan habis terjual, sehingga pada tahun yang sama yakni 2004 jika menginginkan listrik yang aman dan handal di butuhkan listrik sebesar 900 MW. Ironisnya pada tahun 2004 Jawapun telah diprediksi akan mengalami krisis listrik sehingga ada dugaan listrik yang dipasok dari Jawa sebesar 200 MW akan ditarik. Lalu pada kondisi seperti ini pertanyaannya bagaimana Bali mempersiapkannya, sebab energi listrik dianggap kebutuhan utama untuk menggerakkan perekonomian khususnya pariwisata Bali.

(Data Base WALHI Bali; diolah dari berbagai sumber)

Sabtu, 29 November 2008

Upah Layak Minimum Jurnalis Denpasar Rp. 3,6 juta


Menurut survei AJI Denpasar, upah jurnalis di Denpasar masih jauh dari standar kelayakan. AJI Denpasar mendapatkan data, upah jurnalis di Denpasar paling tinggi Rp 1.800.000 (take home pay) dan paling rendah Rp 550.000 (take home pay) per bulan.

Ada pula perusahaan media yang tidak memberikan uang transportasi. Berdasar survei AJI Indonesia di beberapa daerah, upah jurnalis di Indonesia, jika dibandingkan dengan jurnalis di negara berkembang lainnya seperti Malaysia dan Thailand, masih terpaut sekitar tiga kali lebih rendah.

Agar profesinalisme jurnalis bisa ditingkatkan, AJI Denpasar menetapkan standar upah layak minimum sebesar Rp. 3.624.821. Standar upah ini berlaku bagi seorang jurnalis lajang di Denpasar yang baru diangkat menjadi karyawan tetap.

Survei ini dilakukan dalam rentang waktu Agustus sampai September 2008. Survei dilakukan kepada sejumlah perusahaan media. Di antaranya Radar Bali, Nusa Bali, Bali Post, Denpasar Post, Warta Bali, Patroli Post, Fajar Bali, Metro Bali, Bisnis Bali, Bali TV, Dewata TV.

“Upah minimum jauh dari standar kelayakan, AJI mengkhawatirkan tidak mampu ditegakannya independensi media dan jurnalis. Sulit bicara independensi jurnalis kalau perut keroncongan,� kata Ketua AJI Denpasar Bambang Wiyono saat pemaparan hasil survei di depan pemimpin dan perwakilan media massa di Bali, Rabu kemarin di renon Denpasar.

Ketua KPID Bali Komang Suarsana sependapat dengan hasil survei ini bahwa tingkat kesejahteraan jurnalis di Bali masih sangat rendah. “Ini adalah perjuangan memperoleh reward yang memadai dari kerja mereka sebagai pekerja di dunia pers. Jurnalis harus lebih bekerja keras meningkatkan kapasitasnya dari pekerja pers menjadi seorang profesional dengan menjaga etika dan independensinya,� paparnya.

Suarsana mengkritik bahwa wartawan saat ini masih banyak yang mengabaikan intelektualitas dan kode etik jurnalistik sehingga sulit bargaining dengan pemilik media untuk meningkatkan kesejahteraan.

Sejumlah lembaga hukum seperti Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Bali dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali juga menyatakan dukungannya agar standar upah ini dapat diimplementasikan.

“Yang penting adalah action plan. Bagaimana kita bisa meminta pemilik media memperhatikan hal ini dan menerapkan,� kata Direktur PBHI Bali Ni Nyoman Sri Widiyanthi.

Humas Pemkot Denpasar Erwin Suryadarma menyambut baik dari upaya untuk memperjuangkan hak-hak media biar dihargai profesi sebagai wartawan. “Saya melihat media profesional, harus ada tuntutan untuk upah. Saya prihatin jika survei benar, wartawan ada yang diberi gaji di bawah UMR. Saya melihat wartwan sebagai tempat terhormat. Di mata kita mempunyai pemikiran dan kritisi atas aspek-aspek pembangunan. Di Pemkot, kedudukannya sejajar dengan pimpinan,� ujarnya

Sejak lahirnya revisi Undang-Undang Pers pada 1999, kran kebebasan pers terbuka lebar. SIUPP tidak lagi diberlakukan, sensor dan bredel pun tak berlaku lagi. Rakyat Indonesia menikmati kebebasan pers terbesar sepanjang sejarahnya. Konsekuensinya, masyarakat membutuhkan informasi dari media yang berkualitas, akuntabel, profesional, dan independen.

Menjawab tuntutan publik ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) telah membuat berbagai program untuk meningkatkan pengetahuan, skill jurnalistik, serta ketaatan terhadap kode etik. Berbagai training jurnalistik dan kampanye anti amplop/suap selalu jadi prioritas dalam setiap periode kepengurusan.

Sayangnya, upaya peningkatan profesionalisme sering terhambat oleh kurang diperhatikannya kesejahteraan jurnalis. Banyak pemodal berkantong cekak nekat mendirikan media. Akibatnya, lahirlah perusahaan pers yang bermutu rendah dengan upah jurnalis yang minim. Situasi ini jelas berbahaya karena bisa menggiring para jurnalis permisif terhadap suap atau amplop dari narasumbernya. Alhasil, independensi dan profesionalisme jurnalis hampir mustahil ditegakkan.

Fakta masih banyaknya pengusaha media yang tidak mengimbangi kerja jurnalisnya dengan upah/kesejahteran yang layak terungkap dalam survei AJI Indonesia tahun 2005. Menurut survei atas 400 jurnalis dari 77 media di 17 kota itu, masih ada jurnalis yang diupah kurang dari Rp 200 ribu jauh lebih rendah ketimbang upah minimum yang ditetapkan pemerintah.

Pasal 10 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers memberi mandat kepada segenap perusahaan media untuk meningkatkan kesejahteraan pekerjanya. Bentuk kesejahteraan itu berupa kepemilikan saham, kenaikan gaji, bonus, serta asuransi yang layak. Pendek kata, menuntut kebebasan pers tanpa menyertakan kesejahteraan jurnalisnya, sama halnya mereduksi UU Pers itu sendiri.

Dalam perkembangan selanjutnya jurnalis non-organik alias koresponden juga harus mendapatkan perhatian khusus. Mereka adalah golongan yang paling rentan dalam gurita industri media. Kontrak kerja yang tak jelas, tiadanya jaminan asuransi, kaburnya standar upah serta beban kerja yang tak kalah tinggi menyebabkan koresponden di daerah bekerja dalam kondisi yang tak terjamin oleh perusahaan.

Hal itu masih diperunyam dengan jenjang karier yang juga buram. Kendati sudah mengabdikan dan mendedikasikan dirinya selama bertahun-tahun, status mereka masih belum beranjak menjadi karyawan tetap.

Standar upah layak minimum ini dirumuskan berdasarkan komponen dan harga kebutuhan hidup layak pada 2008. Metodenya, kami mengukur perubahan biaya hidup (living cost) berdasarkan gerakan indeks harga konsumen/IHK (consumers price index) sesuai pola konsumsi yang paling dekat dengan kebutuhan seorang jurnalis. Dalam survei ini, AJI Denpasar menetapkan lima komponen kebutuhan jurnalis secara individu, atau belum/tidak termasuk keluarga. Lima komponen itu yakni makanan dan minuman, sandang, perumahan, aneka kebutuhan lain serta tabungan.

Di luar upah layak minimum, AJI Denpasar menuntut perusahaan media menerapkan sistem kenaikan upah reguler yang memperhitungkan angka inflasi, prestasi kinerja, jabatan, dan masa kerja setiap jurnalis.

AJI Denpasar juga meminta perusahaan media memberikan sejumlah jaminan, seperti asuransi keselamatan kerja, jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan jaminan sosial bagi keluarganya. AJI Denpasar pun meminta perusahaan media memberikan tunjangan keluarga, setidaknya tunjangan istri (10% x upah) dan tunjangan anak (5% x upah untuk dua anak).

Bagi perusahaan yang karena kondisi keuangannya belum bisa memenuhi standar gaji layak minimum ini, kami menuntut beberapa hal:

1.Manajemen harus melakukan transparansi keuangan agar semua jurnalis/karyawan mengetahui alokasi anggaran setiap bagian dari proses produksi, untuk mencegah pemborosan atau melakukan penghematan.

2.Manajemen harus mempersempit kesenjangan gaji terendah dan gaji tertinggi (pimpinan) untuk memenuhi rasa keadilan bersama dan melakukan penghematan.

3.Manajemen harus mengalihkan hasil penghematan untuk memperbesar persentase anggaran bagi upah/kesejahteraan karyawan.

4.Terhadap perusahaan media yang mempekerjakan koresponden, manajemen harus memberikan kesempatan berkarier kepada mereka untuk menjadi karyawan tetap dengan tingkat kesejahteraan yang setara.

5.Apabila perusahaan media yang dengan alasan tertentu tidak bersedia menjadikan koresponden sebagai karyawan tetap, maka selain memberikan honor tulisan, manajemen juga harus memberikan jaminan asuransi, klaim transportasi dan honor basis sesuai Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di mana seorang koresponden bertugas.

Sumber info:
Luh De Suriyani
Freelance Journalist
Email lodegen@yahoo. com
Blog http://lodegen. wordpress. com

Peringatan! Jangan Sembarang Forward Email


Meski motifnya cuma sekadar iseng, jangan sembarangan meneruskan (forward) email. Sebab, pemerintah mengaku tak segan-segan menindak sang pelaku.

Terlebih jika kasusnya sangat sensitif seperti penyebaran rumor perbankan yang dilakukan Erick Jazier Adriansjah, sales Bahana Securities, yang baru saja bikin gempar.

"Ini warning buat publik, jangan lakukan tindakan seperti itu (forward email sensitif, red) meski cuma iseng. Kami bisa melakukan pelacakan," seru Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Gatot S. Dewa Broto melalui detikINET, Senin (17/11/2008) .

Gatot menuturkan, pihak Depkominfo melalui Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), langsung berkoordinasi dengan Unit Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri, dan pihak internal Bank Indonesia, untuk menguak kasus penyebaran email likuiditas perbankan yang menyesatkan itu.

"Ketiga lembaga ini langsung bergerak sinergis sejak rumor beredar. Begitu ditemukenali, kami langsung manuver untuk pelacakan. Tapi maaf, teknis detailnya tidak bisa kami publikasikan, " pungkas Gatot.

Di sisi lain, pengamat telematika Ventura Elisawati menilai, pelaku tindakan forward email ini layak mendapat hukuman serius, karena menyebarkan isu kritis menyangkut kesehatan bank di tengah kepanikan krisis global.

Namun, ia menyarankan pemerintah agar mengecek ulang kebenaran terlebih dulu tentang sang penyebar luas informasi itu, sebelum akhirnya diputuskan bersalah dan mendapat hukuman berat.

"Rasanya sudah diatur di UU ITE apa hukumannya jika seseorang kedapatan menyebarluaskan informasi di dunia maya--salah satunya melalui surat elektronik-- yang bisa meresahkan masyarakat," tandas Ventura.

http://www.detikine t.com/read/ 2008/11/17/112946/ 1038102/399/ peringatan!- jangan-sembarang - forward-email,
Achmad Rouzni Noor II - detikinet

Ironi!, Wayang Ditinggalkan Penonton



[JAKARTA] Ironi. Mungkin kata itu yang paling tepat jika bicara soal pudarnya pesona wayang di mata masyarakat. Soalnya, bukan hanya adanya penghargaan Unesco, badan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang salah satu kegiatannya berkaitan dengan kebudayaan.

Melihat keadaan tersebut, apalah artinya Direktur Jenderal Unesco, Koichiro Matsuura pada 21 April 2004 di Paris menyerahkan sebuah piagam penting kepada Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi), Solichin. Piagam yang ditandatangani Koichiro Matsuura pada 7 November itu menyatakan bahwa wayang Indonesia dianggap sebagai Karya Agung Budaya Dunia.

Saat itu, tepuk tangan meriah di Paris yang dalam hitungan detik beritanya melesat ke Indonesia disambut berbagai komentar penuh rasa bangga. Setelah itu, jangan banyak berharap soal meningkatnya minat masyarakat terhadap wayang.
"Kita memang dikepung banyak suguhan hiburan dari luar. Coba saja perhatikan tayangan di televisi. Tapi, tentu saja kita tidak perlu menyerah. Wayang bukan hanya bisa bertahan, tapi akan terus berkembang. Bukan hanya di Indonesia melainkan juga di dunia," kata Solichin dengan suara pelan di Jakarta, Senin (24/11).

Suara Solichin yang pelan mungkin bisa menjelaskan pelannya laju kerja Sena Wangi. Tapi sekali lagi, menurut Solichin yang sudah lebih dari 25 tahun bergelut di dunia wayang, kebudayaan yang pernah sangat populer di Nusantara dan kemudian di Indonesia itu akan terus berkembang.

"Jangan banyak mengeluh. Kami sudah bekerja dan menyiapkan banyak program untuk pengembangan wayang. Bahwa pemerintah terkesan kurang perhatian sebagaimana sering dikeluhkan banyak orang, biar saja. Dana pemerintah mungkin memang terbatas. Biar saja. Masih ada kok yang terus membantu kami dengan tulus. Salah satu misi kami sejak lama ialah mengembangkan seni pewayangan sesuai tantangan zaman dan meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap wayang, " tambahnya.
Pria sepuh itu kemudian menyodorkan sejumlah bukti dan program kerja Sena Wangi dan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI). Sebagai tambahan, sebelum menjadi Ketua Umum Sena Wangi, Solichin pernah menjadi Ketua Umum PEPADI pada 1999-2003. "Sena Wangi itu adalah lembaga yang merumuskan strategi pengembangan wayang. PEPADI yang melaksanakannya melalui 23 komisariat di 23 daerah tingkat I," tambah Ekocipto, Ketua Umum PEPADI.

Wayang Masuk Mal
Lalu apa buktinya bahwa wayang tetap digemari masyarakat? Tentu saja belum ada penelitian ilmiah atau jajak pendapat untuk meneliti isu tersebut. Tapi, program pentas dalang cilik belum lama ini digelar telah mampu menyedot banyak penonton. Belum lagi program Wayang Masuk Mal.

Pilihan program yang tepat jika dikaitkan dengan fakta betapa pusat-pusat perbelanjaan saat ini menjadi tempat favorit masyarakat. Program-program itu pula yang mendorong UNESCO membantu Sena Wangi dan PEPADI menyelamatkan wayang Banjar dan Palembang dari kepunahan.

Tupuk Sutrisno, Sekretaris Jenderal Sena Wangi punya cerita lain. Mantan Dubes Indonesia di Kenya itu mengungkapkan, berkat usaha yang dipimpin Solichin telah lahir ASEAN Puppetry Association (APA) atau Asosiasi Wayang ASEAN.
"Wayang ternyata ada juga di hampir semua anggota ASEAN kecuali Brunei Darussalam. Melalui APA kita kembangkan terus hubungan di antara para anggota ASEAN. [A-14]
kutip, http://202.169. 46.231/News/ 2008/11/25/Hiburan/ hib01.htm

Minggu, 16 November 2008

Ribuan Peserta borong hadiah puluhan juta rupiah dan penghargaan AWARD


Radio 102,8 Menara FM

Ribuan peserta dari berbagai penjuru wilayah pulau bali memadati lapangan Radio Menara FM minggu pagi (16/11), guna mengikuti perhelatan akbar Jalan Santai Menara FM 2008 yang sudah lama dinantikan. Acara berlangsung seru dan meriah mulai pukul 06.30 hingga 11 siang. Berbagai hiburan dan puluhan juta hadiah. Acara ini digelar dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun salah satu program di radio Menara yaitu Dangdut Plus yang pertama.

Semangat masyarakat Bali mengikuti Jalan Santai Menara FM terlihat jelas. Sekitar pukul 5 pagi beberapa rombongan dari gianyar dan klungkung datang secara bersamaan. “Saya berangkat dari rumah sekitar jam setengah empat”, kata hendra (29), peserta dari Gianyar yang datang bersama keluarga. “Dari pada terlambat lebih baik saya datang duluan”, katanya menambahkan dengan senyum.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Komang astari perwakilan dari Klungkung. “Saya takut terlambat, makanya saya berangkat pagi”, ungkapnya dengan senyum didampingi I Made Krisna suami tercinta. "Diacara ini saya tidak mencari hadiah, namun ingin memeriahkan Radio Menara FM”, tambahnya sambil menikmati kopi dari sponsor.
Sekitar pukul 06.30 pagi start peserta jalan santai di mulai, dan dibuka oleh Lurah Tonja. Dengan serentak Seluruh peserta langsung berjalan mengikuti alur yang sudah ditentukan yaitu seputaran jalan Gatot Subroto, Bedahulu dan Nangka. Sekitar pukul 8 pagi para peserta sudah kembali lagi berkumpul di lapangan Radio Menara FM, guna menikmati hiburan live DJ performance DMC DJ School dan live music Dangdut dan pop dari Trio Artis Menara FM.

Selain itu ada penghargaan AWARD untuk pendengar setia Dangdut Plus Menara FM 2008. Yaitu pendengar Dangdut Plus paling aktif dimenangkan oleh Harmoko (Ubung), pendengar , kreatif Kholik (Legian), dan pendengar Favorite ada Jelly (Mambal). Penghargaan ini diberikan sebagai ucapan terima kasih Radio Menara FM kepada pendengar yang selalu aktif meramaikan progam On air. “Radio hadir untuk pendengar dimana aja. Dan sebagai rasa sayang serta ucapan terima kasih kita berikan dalam bentuk AWARD”, Ungkap Enno Menara Selaku ketua panitia. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gian selaku Progam Direktor bahwa acara ini bertujuan mendekatkan pendengar dengan crew Menara dan sebagai pembuktian bahwa Radio Menara FM adalah radio Family (Keluarga) dan untuk semua kalangan. ”Tidak menutup kemungkinan acara ini akan berjalan secara berkesinambungan”, ujarnya disela-sela acara.

Ketika waktu pengundian hadiah utama 1 unit sepeda motor Yamaha Mio seluruh peserta pada berdiri, dan mengeluarkan tiketnya masing masing. Jumlah tiket yang pegang pada berbeda-beda dan semua mata tertuju di angka tiket. Suasana mendadak hening ketika perwakilan dari Yamaha mengambil kupon hadiah. Secara spontan peserta meneriakkan kata Aduk…aduk….aduk lagi tiketnya. Suara semakin keras dan mendadak terdiam ketika satu tiket sudah terambil dari tangan perwakilan Yamaha. Dengan segera MC membacakan nomor tiket yang berhak membawa pulang 1 unit sepeda Motor Yamaha Mio. Dan pemenangnya adalah pemegang tiket Nomor 1667 atas nama Mohammad Sarkawi kelahiran Bangkalan Madura yang saat ini berdomisisili di Wilayah Tabanan. Selamat untuk Pemenang dan sampai jumpa di tahun depan, teriak MC menutup acara.

Rabu, 12 November 2008

Jalan santai Menara FM, Banjiiiiir Hadiahhhh....



DAPAT HADIAH JUTAAN RUPIAH ???
IKUTI …JALAN SANTAI MENARA FM 2008 , MINGGU 16 NOVEMBER 2008 DI RADIO MENARA FM ,mulai jam 6 pagi bertempat di lapangan radio menara FM

Jalan Santai Menara FM 2008 BANJIIIR HADIAH
- 1 UNIT SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO
- 15 HANDPHONE
- VCD PLAYER
- KOMPOR GAS
- TAPE COMPO
- MAGIC JAR
- KIPAS ANGIN
- STRIKA
- WALKMAN
- JAM DINDING DAN DORRPRIZE MENARIK LAINNYA
PENDAFTARAN Rp. 15.000 SUDAH TERMASUK 1 Kaos Cantik Jalan Santai Menara FM 2008 , dan bagi 400 pendaftar pertama mendapatkan Kartu Perdana Hepi ,dan Voucher Rp. 5000 untuk 500 pendaftar dengan nomor tiket 1 sampai dengan 500, dan Free drink dan 1bungkus Kacang IYESS untuk seluruh peserta
Jalan santai Menara FM 2008 dimeriahkan Live Parade Dj dari DMC DJ School Menara FM, Live Music dan games dari sponsor ….
Jangan lewatkan AWARD Dangdut Plus di Ulang Tahun dangdut Plus yang pertama

Informasi pendaftaran : hubungi sekarang juga Radio Menara FM, Jalan Gatot Subroto I / 37 Denpasar telepon : 414666, 410101

:::JALAN SANTAI MENARA FM 2008, di dukung oleh :
FREN Murah tidak Repot,
Yamaha Kintamani Motor –)
Forvita Margarin, Lezat tanpa lemak Jahat
Sahara, Lembut Zaitun , Lembut Sahara
Kopi Kapal Api Mocca, Kalo udah ngomongin kapal api mocca kopi dan moccanya memang enak
Bambi Baby Product – Sentuhan Buah Hati Mama,
Cok Konfeksi, Jual Baju Kaos , Melayani Sablon & Bordir, Jalan Nusa Indah 79 Denpasar
Kacang IYess, Nggak Bisa Lepas
Livron B-Plex Multivitamin,
Quas Offset Printing , Jalan Pulau Kawe 33 C Denpasar, Telpon 0361 226591
Agung Plaza elektronik, jl Veteran no 44 Denpasar, telp 7478787, 223216
SINAR Sign Shop Jalan Gatot Subroto Barat 188, telpon 418232, Franky Thropy – Jalan wahidin Denpasar, Mie Sedap , Bali Safari Marine Park , Rumah Sakit Manuabe, Radio FBI It’s Not Just a Radio

Rabu, 05 November 2008

Barack Obama Terpilih Menjadi Presiden AS



Selamat atas terpilihnya Barack Obama yang berhasil mencetak sejarah menjadi presiden kulit hitam pertama AS, Selasa (4/11) waktu setempat atau Rabu (5/11) waktu Indonesia.

Kunci kemenangan Obama atas John McCain dari partai Republik adalah menguasai sejumlah negara bagian yang menjadi medan pertempuran termasuk di Ohio dan Pennsylvania. Selama ini tidak pernah ada presiden dari Republik yang kalah di Ohio.

Menurut perhitungan sementara kantor berita AS Associated Press, Obama memastikan kemenangan dengan perolehan sementara 349 electoral votes. Itu jauh melebihi 270 electoral votes yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu AS. Semoga dengan terpilihnya presiden baru ini semuanya menjadi lebih baik. amin

Jangan Mau Dibilang Karyawan Baik

Kreatif, berinisiatif, bertanggung jawab. Siapa yang tidak senang bila orang lain mendeskripsikan kinerja Anda dengan tiga kata tersebut. Tapi bila atasan dan rekan kerja hanya menyebut Anda sebagai karyawan yang baik, Maka ini saatnya untuk berbenah.

Bukan berarti orang baik tidak dibutuhkan dalam dunia kerja. Bagaimanapun, setiap orang tentu butuh rekan kerja yang kooperatif, responsif, serta senang membantu. Masalahnya adalah jika kata “baik” dipakai untuk menggambarkan sifat yang terlalu mudah berkorban, tak berani membela diri, atau tak mampu menolak. Bila Anda terlalu lama mendapat predikat “baik” di kantor, berikut beberapa tips untuk mengubahnya.

1. Buat Batasan
Orang yang terlalu baik biasanya jarang berkata tidak. Padahal, ada perbedaan besar antara membantu untuk bekerja sama dan terlalu berkorban. Bila Anda terbiasa untuk mengiyakan setiap permintaan, meski Anda sendiri punya setumpuk pekerjaan, orang lain berpotensi untuk mencari keuntungan dari kebaikan hati Anda. Oleh karena itu, mulailah menetapkan batasan. Boleh saja membantu pekerjaan rekan kerja, tetapi hanya bila tugas utama Anda telah selesai.

2. Bicaralah
Bila di kepala Anda banyak muncul ide-ide cerdas, sampaikanlah saat rapat. Jangan takut untuk bicara, apalagi bila Anda hanya berani menyampaikannya kepada rekan sekerja. Bisa-bisa ide brilian Anda akan dicuri dan diklaim sebagai miliknya. Buang jauh-jauh rasa malu. Biasakan untuk ikut berkontribusi dalam rapat dan sampaikan masukan yang berbobot, lama-lama orang lain akan menghargai Anda meskipun ide Anda tidak dipakai sekalipun.

3. Terbuka
Saat memeriksa proposal yang baru dikerjakan oleh anak buah, Anda mendapati banyak kesalahan dan kekurangan. Namun, alih-alih minta diperbaiki, Anda malah mengoreksinya sendiri. Bila Anda segan untuk mengoreksi pekerjaan bawahan, bagaimana dia bisa belajar dari kesalahannya? Pilihlah kata-kata yang tepat saat memberi masukan atau menegur bawahan tanpa harus kasar dan mematikan potensinya.

4. Jangan Mudah Berempati
Salah satu sebab mengapa orang baik diserahi banyak pekerjaan adalah karena mereka terlalu mudah jatuh kasihan. Mungkin Anda tak tega melihat rekan Anda stres dan panik menyelesaikan tugas-tugasnya lalu dengan mudahnya Anda menawarkan bantuan. Akan lebih bijaksana bila Anda membantunya dengan cara menjadi pendengar yang baik dan memberikan saran yang memotivasi. Bagaimanapun Anda punya tanggung jawab pada tugas-tugas Anda sendiri.

5. Bicara Ringkas
Kuasailah keterampilan berkomunikasi saat bicara dengan atasan atau rekan kerja. Biasakan untuk bicara dengan efisien dan terarah. Hindari bicara bertele-tele untuk menyampaikan suatu instruksi atau pendapat. Jangan takut orang lain tak akan mengerti ucapan Anda. Bila Anda yang tidak jelas mereka pasti akan meminta konfirmasi.

(Rahmat Saepulloh/ kc)
kutip http://www.karir-up.com/2008/08/jangan-mau-dibilang-karyawan-baik/

Selasa, 04 November 2008

Sebuah situs ancam bunuh SBY, Yusuf Kalla dan Para Pejabat Tinggi

Sore ini ku capek banget, seharian muter-muter bareng teman kerjaku enjel, yang selalu setia menemani kemana aku pergi. Wajar...acara off air Radio Menara tinggal 2 minggu lagi. Sesampai di kantor kurang lebih jam 6 sore, ku langsung menuju ruang komputer. Iseng-iseng ku buka email,....betapa terkejutnya aku ketika melihat kiriman email baru dari Judit Cristy tentang ancaman buat SBY , Yusuf Kalla serta para pejabat tinggi yang terkait hukuman mati Amrozi cs. Sementara soal kejelasannya masih dalam tahap penyelidikan. Adapun kiriman emailnya sebagai berikut:

http://nasional. vivanews. com/news/ read/7160- sebuah_situs_ ancam_bunuh_ sby

VIVAnews- Di tengah simpang siurnya pelaksanaan eksekusi Amrozi cs, muncul satu situs berisi ancaman pembunuhan atas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta para pejabat tinggi Republik Indonesia yang terkait putusan hukuman mati itu.

Situs sederhana itu beralamat di www.foznawarabbilka kbah.com, berisi pesan dalam tiga bahasa, Indonesia, Arab dan Inggris antara lain menyerukan “perang” dan mengajak “kaum mukminin dan khususnya kaum mujahidin” melakukan pembunuhan atas sejumlah individu yang terlibat dalam eksekusi.

Seruan itu berbentuk surat pernyataan dalam bahasa Indonesia yang terdiri atas delapan butir pernyataan . Di bagian akhir, dibubuhkan tiga nama terpidana mati, Mukhlas, Imam Samudra, dan Amrozi.

Pada butir keempat, tertulis : “Kepada saudara kami kaum mukminim khususnya kaum Mujahidin dimanapun berada, wajib atas kalian menyatakan perang dan membunuh individu-individu yang terlibat eksekusi ini, seperti SBY&J. Kalla, Andi Matalata, Hendarman Supandji, A.H. Ritonga, seluruh hakim dan jaksa kaum Musyrikin hindu, kafirin Kristen dan munafiqin serta tim eksekutor budak-budak kafir Amerika dan sebagainya.”

Surat ancaman itu sendiri dibuat tanggal 03 Syaban 1429/ 5 Agustus 2008 di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.

Pada halaman kedua, setelah halaman surat pernyataan berbahasa Indonesia itu, terdapat dua halaman lain berisi seruan bernada sama. Dua halaman itu, masing-masing ditulis tangan dalam bahasa Arab dan Inggris, dan diberi label “original”. Pada kedua versi surat terdapat tanda tangan Mukhlas, Imam Samudra dan Amrozi.

Belum diketahui apakah surat itu benar dibuat oleh ketiga terpidana mati. Tetapi, dari dokumen yang dimiliki VIVAnews, goresan tangan surat berbahasa Inggris itu terlihat mirip dengan tulisan tangan Imam Samudra alias Abdul Aziz dalam beberapa suratnya.

Seperti diketahui, Amrozi cs terbukti bersalah melakukan pengeboman di Bali tanggal 12 Oktober 2002. Mereka meledakkan bom secara beruntun di Paddy’s Café dan Sari Bar di Jalan Legian, Kuta, Bali. Akibatnya, 202 orang tak berdosa tewas; 88 orang di antaranya adalah warga negara Australia.